Pucangsimo, 11 Agustus 2025 – Kelompok Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) 10 Unipdu Jombang, sukses menyelenggarakan program sosialisasi anti-perundungan (anti-bullying) di MI Subulussalam, Desa Pucangsimo. Kegiatan ini bertujuan menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan ramah anak. Sosialisasi ini diikuti antusias oleh seluruh siswa kelas 4, 5, dan 6.
Perundungan menjadi masalah serius yang mengancam perkembangan mental dan fisik anak. Oleh karena itu, KPM Kelompok 10 merasa penting untuk mengedukasi siswa-siswi mengenai dampak buruk perundungan serta cara mengatasinya. Dengan tema “Menghadirkan Sekolah Ramah Anak, Stop Bullying di Sekolah”, program ini memberikan pemahaman mendalam tentang berbagai jenis perundungan, mulai dari fisik, verbal, hingga siber.
Dalam acara tersebut, Desi Nur Faidah, salah satu anggota KPM Kelompok 10, hadir sebagai narasumber utama. Ia menjelaskan secara interaktif dan mudah dipahami tentang pentingnya saling menghargai dan berempati. Desi mengajak para siswa untuk menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah mereka, dengan berani melapor jika melihat atau mengalami perundungan, serta tidak membiarkan teman mereka menjadi korban.
Siswa-siswi terlihat aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan permainan peran yang dirancang untuk mensimulasikan situasi perundungan. Mereka diajarkan bagaimana cara menolong teman yang dirundung dan cara bersikap jika menjadi korban. Reaksi positif dari para peserta menunjukkan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dan dibutuhkan.
Secara keseluruhan, kegiatan ini memberikan dampak positif yang signifikan. Selain meningkatnya kesadaran siswa tentang bahaya perundungan, program ini juga memperkuat ikatan emosional antara sesama siswa. Mereka belajar untuk lebih peduli, saling menjaga, dan membangun persahabatan yang sehat. Nilai-nilai ini menjadi pondasi penting dalam menciptakan ekosistem sekolah yang harmonis dan penuh toleransi.
Dengan adanya inisiatif seperti ini, diharapkan MI Subulussalam dapat menjadi model bagi sekolah lain dalam mewujudkan lingkungan belajar yang aman. Perubahan kecil yang dimulai dari kesadaran setiap individu, baik siswa maupun guru, akan menciptakan dampak besar yang berkelanjutan. Stop Bullying di sekolah bukan hanya sekadar slogan, tetapi merupakan komitmen bersama untuk melindungi masa depan anak-anak dari ancaman perundungan.
Di akhir kegiatan, Kepala Sekolah MI Subulussalam, Bapak Amiruddin Ali I, S.Pd, menyampaikan apresiasi tinggi kepada KPM Kelompok 10 Unipdu. Beliau berharap kegiatan serupa bisa terus berlanjut. Diharapkan setelah sosialisasi ini, MI Subulussalam bisa menjadi contoh nyata sekolah yang bebas dari perundungan, di mana setiap siswa merasa aman, dihargai, dan dapat berkembang secara optimal.